Mengenali Pembeli

“Boss” saya heran, harga segelas teh jahe biasanya Rp 1500,- tapi di warung sate itu Rp 3000,- Bukan soal selisih 1500-nya, tapi kenapa lebih mahal dan pembeli OK saja? Padahal teh, jahe dan gelasnya sama, Jawaban mudah saya: “Karena melayani pembeli sate yang harga seporsi Rp 20.000,- Coba kalau melayani pembeli nasi kucing, pasti lebih murah”. Maka kalau mau menaikkan harga jual yang dapat diterima konsumen, pertimbangkan siapa pembelinya dan dimana jualnya.

Yogyakarta, 23 Juni 2011
Yusuf Iskandar

4 Tanggapan to “Mengenali Pembeli”

  1. ylabdo Says:

    mampirpakde

  2. Arumsekartaji Says:

    Mungkin karena teh jahe dijual warung sate yang lebih mahal jika dijual di warung hik angkringan kaki lima. Di Jogya kejadian ini sudah sering ditemui Mas? Paling aman menikmati teh wedang jahe yaitu di angkringan saja. Pasti harganya murah terjangkau dan merakyat. Salam….

  3. ninutkuninut Says:

    betul betul xlo diangkringan teh 3000 langsung nasi kucing ny 5000…wah pada ga jd beli deh…….:D

  4. afiyanto budi purnomo Says:

    yoh jelas toh,dhab. soale sing podho tuku neng kono, minimal dah persiapan bawa uang lebih. jadi isin jg nek nekat tuku ning warung angkring sebelah e, trus minumane digowo mlebu ning warung sate…opomaneh nggowo pacar…. dijamin isin tenan,dhab! he he he

Tinggalkan komentar