Pengantar:
Berikut ini adalah kutipan dari status saya di Facebook tentang hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan, manajemen atau apa saja terkait dengan bisnis dan usaha, yang saya ungkapkan dari sudut pandang dan cara berbeda. Kali ini tentang pengemasan (packing)
***
(#1)
Tadi malam menyaksikan anak lanang dan tim free style-nya tampil di acara ‘Indonesia Mencari Bakat’ Trans TV. Hasilnya: yuri yg cantik-cantik itu tidak meloloskan ke tahap berikutnya karena dinilai penampilannya kurang rapi dan cenderung berantakan.
Komentarku: gagal itu biasa, tapi yang akan menjadikannya luar biasa adalah kalau dapat memetik hikmah dan pelajaran dari kegagalan itu, lalu berusaha bangkit dan memperbaikinya.
(#2)
Seorang wanita biasa-biasa saja bisa tiba-tiba tampil bak selebriti setelah di-make-up (kadang-kadang juga di-mark-up). Makanan ndeso dengan taste biasa-biasa saja bisa mendadak jadi rebutan ketika disajikan dengan istimewa. Pertunjukan yang biasa-biasa saja bisa menarik perhatian audiens setelah ditampilkan dengan cara berbeda.
Maka pelajarannya adalah bahwa pengemasan (packing) itu ‘repot tapi perlu’. Jadi pesannya: “Kemaslah tampilanmu supaya menjadi lebih cantik, istimewa dan menarik!”
(#3)
Packing itu teknik untuk memanipulasi persepsi seseorang atas sesuatu. Sehingga yang jelek jadi “seperti” cantik, yang enggak enak jadi “seperti” mak nyusss, yang standar jadi “seperti” menarik, yang biasa-biasa saja jadi “seperti’ ruarrr biasa…
Akibatnya, yang tadinya sekedar memandang bisa jadi melotot, yang tadinya enggak pingin beli jadi beli, yang tadinya cuek jadi memperhatikan, yang tadinya ingin nabung jadi konsumtif… Dan, para penjual, pengusaha, dan entrepreneur, suka itu..
Sebuah komentar di Facebook :
Eko ‘ekojune’ Junaedi – Bekasi :
Untuk jangka panjang akan jadi blunder klo mutunya emang jelek, gak enak, standar dan biasa. Persepsi tetap penting tapi sesuaikan dengan kualitasnya agar makin mantap 🙂
(#4)
Sambil melahap bakmi jowo ‘Bu Gito’ sehabis nonton rekaman tampilannya di TV dimana group free style-nya gagal dalam ‘Indonesia Mencari Bakat’ Trans TV, anak lanang sepakat bahwa kemasan (packing) tampilan groupnya memang perlu diperbaiki.
Hikmahnya, ubahlah rasa kesal pada yuri yang cantik-cantik itu menjadi rasa syukur, karena Tuhan selalu berpihak pada mereka yang ikhlas dan bersyukur bukan pada mereka yang uring-uringan (“Enak aja…!”)
Yogyakarta, 5 April 2010
Yusuf Iskandar