Posts Tagged ‘madurejo’

Ada Maling Di Tokoku

30 Juni 2011

Pengantar:

Seseorang tak di kenal gagal melakukan upaya percobaan pencurian di toko saya “Madurejo Swalayan”, Prambanan, Sleman, Yogya Istimewa, pada tanggal 2 Juni 2011 dini hari. Cerita itu saya tulis di Facebook pada tanggal 2-4 Juni 2011 dalam beberapa penggalan cerita status. Berikut ini rangkaian ceritanya.

***

(1)

Menjelang jam 3 dini hari di libur Kenaikan Isa Almasih, seseorang melompati pagar setinggi 3 m menggunakan tangga dari kebun belakang rumah tetangga toko Madurejo. Kemudian menuju bangunan di belakang toko, tolah-toleh sana-sini, mengintip ruang kantor, memeriksa pintu dan jendela, lalu naik ke lantai 2. Sekitar lima menit kemudian turun dari lantai 2.

Agaknya tadi melakukan slow motion, mengendap-endap, mengintip si penunggu toko yang tidur di lantai atas.

(2)

Seseorang yang agaknya ingat kalau sedang tanggal muda itu kemudian berjalan perlahan meninggalkan bangunan toko menuju ke bagian belakang. Mungkin memeriksa gudang di belakang yang kondisinya sedang kosong. Sekitar lima menit kemudian kembali lagi.

Aha.., dia kini mengenakan topi yang dipakai terbalik, bagian depan topinya menghadap ke belakang. Entah mengapa dia meloncati lubang jendela teras kantor, padahal ada ruang terbuka yang lebih mudah. Rupanya kini membawa obeng.

(3)

Dua jendela kantor dicoba dicongkel tapi gagal. Pintunya juga tidak bisa dibuka. Lalu mencoba membuka pintu belakang toko, juga gagal.

Merasa kurang nyaman, seseorang berjaket hijau dengan topi terbalik itu lalu kembali menuju tangga ke lantai atas. Barangkali ingin memastikan si penunggu toko masih terlelap. Dengan menggunakan senternya dia pun melompati barang-barang yang masih tergeletak di ujung bawah tangga, lalu mengendapendap naik.

(4)

Pada saat yang sama, si penunggu toko yang tidak lama sebelumnya baru kembali dari toilet di lantai bawah mendengar ada suara mencurigakan di bawah. Dia pun lalu waspada memasang pendengarannya tajam-tajam. Dia lalu memutuskan untuk memeriksanya. Dia bergerak keluar kamarnya, berjalan mengendap-endap menuju ke tangga. Pelan-pelan dilongokkan kepalanya mengintip ke bawah dari ujung atas tangga.

(5)

Waaa.., betapa kagetnya ketika dalam keremangan dilihat ada seseorang yang juga sedang mengendap-endap naik. Orang itu pun tak kalah kagetnya ketika tahu aksinya dipergoki.

Seperti adegan “Tom & Jerry”, seseorang tak di kenal itu langsung bubar jalan, turun dengan panik melompati tumpukan barang, lari sipat kuping (kencang) ke arah belakang, menembus kegelapan, menuju pojok halaman dimana ada bak sampah. Agaknya dia tahu ada posisi bagus untuk lompat pagar.

(6)

Sesaat kemudian si penunggu toko menyusul sambil teriak-teriak sekenanya. Namun dia memutuskan balik lagi mengambil senter dan membangunkan temannya. Dia khawatir kalau orang tak dikenal itu membawa senjata tajam dan berbuat nekad.

Tentu saja dia kehilangan banyak waktu. Orang tak dikenal itu sudah hilang ditelan malam. Sementara si penunggu toko memeriksa sekeliling halaman. Ketemu dengan pak tani yang sedang mengalirkan air di sawah yang tentu saja tidak ngeh.

(7)

Semua adegan di teras kantor dan belakang toko itu terekam oleh kamera CCTV toko “Madurejo Swalayan”. Sore tadi saya buat copy-nya untuk dilaporkan ke pak polisi Polsek Prambanan, tentang adanya percobaan pencurian. Walau tidak terlihat detil, tapi prejengan (profil wajah) dan postur tubuhnya cukup mudah dikenali.

Segenap pegawai pun saya kumpulkan untuk briefing tentang langkah antisipasi yang harus dilakukan, karena orang itu pasti akan kembali…

(8)

Orang itu pasti penasaran, maka dia akan belajar lebih baik untuk mengulangi. Entah kapan dan dengan cara apa.

Maka langkah antisipasi yang utama tentu saja meningkatkan kewaspadaan di semua bidang. Setelah itu, ada langkah pencegahan secara fisik dan non-fisik (kalau disebut metafisik asosiasinya jadi lain). Secara fisik adalah memperbaiki sistem pengamanan. Secara non-fisik adalah ndongo (berdoa) memohon perlindungan Tuhan sekaligus berserah menitipkan kepada-Nya.

(9)

Menyadari bahwa selalu saja ada hal-hal yang dapat terjadi di luar kontrol manusia, maka itulah perlunya langkah non-fisik. Sehebat-hebatnya upaya pengamanan, selalu ada celah yang dapat ditembus. Maka ndongo (berdoa) adalah upaya untuk menambal celah itu dan biar Tuhan yang melakukannya.

Kalau memang Tuhan mengijinkan celah itu ditembus orang jahat, maka pasti Dia sudah menyediakan kompensasinya. Maka dalam berbisnis pun sebaiknya melibatkan Dia serta semua system-Nya…

(10)

Tentang maling yang misinya gagal itu rupanya saat kabur meninggalkan sepasang sandal jepit warna hijau. Kutanya pada penunggu tokoku: “Mau dibuang atau dipakai?”.

“Saya pakai saja, pak”, jawabnya.

Yo wis… Kalau tidak, mau kubakar sambil kubaca-bacain (baca koran yang untuk membakar maksudnya). “Ben kobong silite…”, kataku.

Siapa tahu bisa membuat (maaf) duburnya terbakar. Bisa meloncat-loncat seperti jaran (kuda). Bisakah? Ya siapa tahu saja bisa…

(11)

Haha… ‘Boss’ saya dan penunggu toko tertawa ngakak mendengar gurauanku. Padahal saya mengatakannya sambil serius. Tentu saja saya tidak berharap itu terjadi. Si maling sudah berbaik hati “terpaksa” menyedekahkan sandalnya, masak mau dibalas dengan yang lebih buruk. Sementara tidak ada sedikitpun kerugian diderita, kecuali rasa jengkel diperdaya begundal iseng.

Perburuan sedang dilakukan. Mudah-mudahan berhasil agar cerita ini ada lanjutannya.

(12)

Pak polisi sudah mendatangi TKP. Kami pun membantu dengan memberikan info yang diperlukan. Kalau nantinya bisa dilacak, diburu dan ketahuan siapa pelakunya, lalu apa? Ya tidak ada apa-apa…

Tidak ada angan-angan untuk menghakimi sendiri (saya takut jadi hakim), melainkan hanya ingin mengingatkan agar jangan coba-coba mengulangi perbuatan nakalnya (mengingatkan tapi mengancam). Lebih dari semua itu, pencegahan dan kewaspadaan tetap harus diutamakan.

(13)

Ketika ngobrol-ngobrol dengan tetangga toko tentang insiden pencurian itu, seseorang bercerita bahwa di Yogya banyak toko-toko yang “dipagari”. Saya jelaskan bahwa toko saya pun sudah dipagar keliling setinggi 3 m. Itu yang kelihatan. Kalau yang tidak kelihatan sudah saya mintakan Tuhan untuk memagari dan saya pasrah bongkokan (total) kepada-Nya.

Maka kalau suatu saat Tuhan kok mengijinkan ada begundal iseng menerobos pagar bikinan-Nya. Ya monggo… Saya pun bisa tidur nyenyak.

(Note: Seorang teman menyarankan agar dipasang sensor gerak untuk mendeteksi gerakan orang tak diundang di saat yang tidak wajar. Tapi saya pikir-pikir, jangan-jangan nanti sistem keamanan toko saya lebih canggih ketimbang bank…hehe)

Yogyakarta, 2-4 Juni 2011
Yusuf Iskandar

Kedondong Madurejo

28 April 2011

Kedondongku — Tinggi pohonnya kurang dari 2 meter. Terus berbunga, terus berbuah, dan akan terus kupetik, kubanting dan kubrakoti… (kumakan) setiap kali aku dinas ke tokoku di Madurejo, Prambanan, DIY. Seperti tak kan habis dalam semusim…

Yogyakarta, 26 April 2011
Yusuf Iskandar

Awan Gelap Di Atas Madurejo

6 Maret 2011

Awan gelap bergelayut di angkasa Madurejo, Prambanan, Sleman, Jogja Istimewa. Seperti hari-hari belakangan, sore-malam adalah waktu terbaik bagi alam menumpahkan air dari langit, setumpah-tumpahnya…

Sementara pak tani ingin menyegerakan panen padinya sebelum keburu pada rusak oleh hujan yang berkepanjangan… Sementara tokoku berkurang pengunjungnya…

Yogyakarta, 26 Pebruari 2011
Yusuf Iskandar

Ketika Tuhan “Memaksa”

10 Februari 2011

Kesialan, ketidak-beruntungan, keburukan dan bencana, hampir setiap saat kita jumpai. Tapi tidak setiap saat kita dapat melihat kebaikan yang ada di baliknya.

Berikut ini kumpulan cersta (cerita status) saya di Facebook, sekedar ingin berbagi…

(1)

Akhirnya benar-benar terjadi. Mobilku tidak bisa keluar karena terhalang bangunan di pojok jalan kampung. Orang lain yang bersengketa, mobilku yang jadi korban (kalau pemiliknya baik-baik saja). Yo wiss, bensinnya utuh…

Sudah 3 hari saya pergi ke toko Bintaran naik sepeda (uuuh.., sudah lama tidak bersepeda). Siang kemarin ke toko Madurejo menempuh jarak lebih 30 km pp. bersepeda motor boncengan dengan “boss” (hmmm.., untuk pertama kali kami lakukan ini sejak toko itu berdiri lebih lima tahun yll).

(Repotnya kalau membangun rumah di tengah persawahan ketika belum tahu kawasan itu kelak akan menjadi seperti apa. Tapi karena niat awal membangunnya adalah untuk tujuan ibadah, ya biar saja Tuhan yang mengurus jalan keluarnya…, maksudnya benar-benar jalan agar mobilku bisa keluar…)

(2)

Tertutupnya akses jalan mobil di rumah adalah satu hal. Bersepeda ke toko adalah hal lain. Tapi berboncengan sepeda motor jarak jauh adalah cara Tuhan “memaksa” saya untuk lebih kompak bekerja berdua “boss”.

Hmmm… Sebab filosofinya adalah, tidak ada hal yang kebetulan melainkan ada dalam perencanaan-Nya. Maka bersepeda motor ke Madurejo untuk yang pertama kali itu pun sesuai rencana-Nya.

(3)

Berboncengan sepeda motor, dengan kecepatan 30-40 km/jam, membelah persawahan di wilayah kecamatan Berbah yang padinya mulai menguning dan sebagian mulai panen… Uuugh, serasa seperti sedang yang-yangan (pacaran).

Dengan “menutup” akses mobil di kampung, Tuhan sedang “memaksa” memberi kesempatan kami untuk melakukan “revitalisasi”. Kami pun bisa bersepeda motor ke Madurejo dengan santai sambil cengengesan… Untung tidak kehujanan…

(Seorang teman “cemburu”… Saya katakan, bayangkan seperti melihat adegan kemesraan dalam film-film jadul, bukan dalam film-film jaman sekarang…)

(4)

Pulang dari Madurejo saat sore. Mampir ke warung sate kambing “Pak Tarno”, di Jl. Piyungan-Prambanan km 4,5. Seporsi sate yang terdiri dari enam tusuk dengan potongan kecil-kecil, empuk sekali dagingnya… Seporsi gule melengkapinya.

Jam terbang Pak Tarno yang lebih 22 tahun menekuni dunia persatean di Jogja, tidak diragukan lagi kompetensinya untuk menyajikan seporsi sate kambing…, hmmm..! Terbukti dua ekor kambing ludes dimakan pelanggannya tiap hari.

(Memang tidak ada hubungannya antara kemesraan dengan sate kambing. Sate kambing itu sepenuhnya hak prerogatif lidah hingga perut untuk mak nyus atau tidak , sedang kemesraan itu seperti angin segar yang berhembus di persawahan karena selalu diharapkan agar jangan cepat berlalu…)

Yogyakarta, 9 Pebruari 2011
Yusuf Iskandar

NB:
Catatan ini kupersembahkan kepada sahabat-sahabat saya yang kini usianya telah berada di ambang atau sekitar periode “over-sek” (lebih seket, lebih lima puluh tahun). Teriring salam hormat semoga selalu berbahagia bersama keluarga.

2010 Review — Untuk “Catatan Dari Madurejo”

2 Januari 2011

Pembaca & sahabat:

Perkenankan saya berbagi atas Review sepanjang tahun 2010 yang dibuat oleh WordPress untuk blog “Catatan Dari Madurejo” ini. Semoga di tahun 2011 dan selanjutnya, saya tetap bisa berbagi atas apa saja melalui catatan-catatan sederhana di blog ini, terutama yang berkaitan dengan aktifitas bisnis dan usaha. Jauh lebih penting adalah harapan saya agar sedikit atau banyaknya ada yang dapat dipetik. Dalam bahasa saya, ada yang dapat dinikmati, disukuri dan dihikmahi….

Salam sukses untuk semuanya. Semoga Tuhan YME, Allah swt senantiasa menyertai perjalanan kita selanjutnya.

Selamat Tahun Baru 2011

Yogyakarta, 2 Januari 2011
Yusuf Iskandar

——-

2010 in Review

The stats helper monkeys at WordPress.com mulled over how this blog did in 2010, and here’s a high level summary of its overall blog health:

Healthy blog!

The Blog-Health-o-Meter™ reads Wow.

Crunchy numbers

Featured image

The average container ship can carry about 4,500 containers. This blog was viewed about 24,000 times in 2010. If each view were a shipping container, your blog would have filled about 5 fully loaded ships.

In 2010, there were 99 new posts, growing the total archive of this blog to 303 posts. There were 20 pictures uploaded, taking up a total of 297kb. That’s about 2 pictures per month.

The busiest day of the year was May 19th with 228 views. The most popular post that day was (4) Kenapa Memilih Mini-market? .

Where did they come from?

The top referring sites in 2010 were id.wordpress.com, google.co.id, yiskandar.wordpress.com, search.conduit.com, and facebook.com.

Some visitors came searching, mostly for gejala db, gunung lawu, mini market, bisnis kecil yang menguntungkan, and the secret book.

Attractions in 2010

These are the posts and pages that got the most views in 2010.

1

(4) Kenapa Memilih Mini-market? December 2007
100 comments and 1 Like on WordPress.com,

2

Waspadalah, Justru Ketika Demam Mulai Turun (Bag. 1) March 2008
6 comments

3

The Secret (E-Book ver. Ind.) January 2008
19 comments

4

Berani Bisnis Ritel Dengan Merek Sendiri August 2008
8 comments

5

(34) Merencana Tata Ruang, “Gimana, Gitu Loh…….” December 2007
4 comments

Pesta Pecel Lele

25 Oktober 2010

Pagi-pagi mancing lele di kolam belakang toko. Itu yang tadi dilakukan seorang pegawai toko Madurejo, Jogja. Maka siang ini semua pegawai pesta pora makan siang dengan pecel lele sepuasnya. Pemiliknya juga…(kalau ini wajib). Lalapan mentimun, tomat dan daun kemangi yang dipetik di pinggiran sawah yang daunnya lebar-lebar.

Order kerja spesial untuk besok, besoknya dan besoknya besok, masih sama: Lanjutkan pestanya, habiskan lelenya…!

Yogyakarta, 21 Oktober 2010
Yusuf Iskandar

Angin Kencang Melanda Jogja

1 Oktober 2010

Angin kencang dan hujan deras melanda Jogja dan sekitarnya. Status: Waspadaaaaa….

(Status siang jam 14:24 WIB)

***

Siang tadi Jogja dilanda angin kencang dan hujan deras. Saatnya pembelajaran. Anak wedok kirim SMS: “Wauuuw ada angin beliung gede di (toko) Bintaran…”. Lalu SMS “boss” saya: “(Toko) Madurejo anginnya kencang banget dan hujan deras…”.

Balasanku ke dua tujuan: “Saat yang sangat baik dimana doa sangat dekat untuk dikabulkan…”. Eh, dibalas cepat sama “boss” saya: “Amin”. Ya kubalas lagi: “Apanya yang diamini wong berdoa saja belum…”.

Yogyakarta, 25 September 2010
Yusuf Iskandar

Rejeki Pak Giman

20 September 2010

Warung soto-bakso Pak Giman tetanggaku di Madurejo, lebaran ini laris manis. Siang tadi saya mampir silaturrahim, ternyata sudah ludes bahkan banyak yang kecele. Hari-hari biasa habis sekitar 3 kg daging, lebaran ini sampai 15 kg/hari. Wow!

Semakin hujan.., semakin pantat pak Giman tidak kelihatan, saking larisnya (memangnya tidak pake celana?)…. Tuhan memang luar biasa! (ngurus rejeki setiap mahluk maksudnya, bukan ngurus celana pak Giman)

Yogyakarta, 14 September 2010
Yusuf Iskandar

Arak-arakan Malam Takbiran

12 September 2010

Arak-arakan penggembira takbiran itu
tak berhenti hingga menjelang tengah malam
bapak, anak, cucu, handai taulan
semua larut dalam pesta takbiran semalaman..

Kita telah kembali kepada fitri
kita telah meraih kemenangan
seru mereka..

Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah
Segala puji bagi Allah
sanjung mereka bagi Tuhannya..

Semoga benar
pencapaian tertinggi dan terindah itu
memang pantas dirayakan
disyukuri
dan lebih-lebh dipertahankan..

Selamat Idul Fitri

Madurejo – Sleman, 9 September 2010 (malam Idul Fitri 1431H)
Yusuf Iskandar

Menuliskan Testimoni

27 Agustus 2010

Tiba-tiba datang permintaan untuk menuliskan sebuah testimoni (untuk endorsement) sebuah buku baru, yaitu buku terjemahan tentang “Bisnis Ritel” yang akan diterbitkan Tiga Serangkai Group; direncananya akan diluncurkan pada Oktober 2010. Teriring doa (mumpung lagi puasa Ramadhan), semoga buku itu nantinya laris manis tanjung kimpul, terjual habis rejekinya ngumpul, yang berkahnya mengalir juga ke Madurejo Swalayan…

Yogyakarta, 25 Agustus 2010
Yusuf Iskandar

Adzan Berirama Tembang Jawa

28 Juli 2010

Tiba waktu sholat dhuhur di Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Sayup-sayup terdengar kumandang adzan dari sebuah masjid di seberang hamparan luas persawahan di kaki perbukitan timur. Alunan iramanya bukan “lagu Arab” seperti pada umumnya, melainkan alunan adzan dengan irama tembang Jawa (yang ketika Subuh malah jadi nglaras dan membuat lebih “bersemangat” melanjutkan mimpi bagi orang-orang yang berselimut). Ah, khas sekali. Hanya ada di Jogja…

Yogyakarta, 22 Juli 2010
Yusuf Iskandar

Saat Doa Diijabah

10 Juli 2010

Siang di Madurejo, Sleman, Jogja… Sambil ML di belakang toko (melamun & leyeh-leyeh), memandang hamparan padi yang menguning, berlatar perbukitan di kejauhan. Tapi siang ini langit gelap, mendung menghampar rata di angkasa, hujan turun deras sekali, angin berhembus kencang menderu, geluduk sayup-sayup bersahutan, padi yang siap panen pun tak mampu menahan tegak batangnya. Kata temanku, itulah orkestra alam yang menyertai saat diijabahnya doa….

Madurejo – Sleman, 8 Juli 2010
Yusuf Iskandar

Menu “Baru” Soto-Bakso

2 Juli 2010

Warung tetanggaku di Madurejo menawarkan menu ‘soto-bakso’. Bakso saya tahu, soto apalagi… Lha ini ada menu “baru”. Ee, rupanya soto biasa dicemplungin glundungan bakso. Tiwas kusangka ada inovasi racikan. Inilah rupanya inovasi marketing cara ndeso. Kecil harapan ada seorang pembeli pesan dua mangkuk, soto dan bakso. Tapi semangkok ‘soto-bakso’ dengan harga lebih mahal, kenapa tidak? Istilah retailnya: baksonya di-banded ke soto.

Yogyakarta, 22 Juni 2010
Yusuf Iskandar

Soto Daging ‘Podho Roso’ Madurejo

14 Juni 2010

Nyopiri ‘boss’ ke tokonya di Madurejo, Sleman, Jogja. Mampir ke warung soto dan bakso tetangga toko. Warung pak Giman ini sekarang sudah punya nama, ‘Podho Roso’. Biasanya kalau siang sotonya sudah habis, tinggal baksonya. Tapi tadi masih banyak, ya langsung kupesan. Namanya juga soto ndeso komboran. Ya gettho deh… Tapi soto daging pak Giman ini lumayan enak, murah, dagingnya banyak, cocok untuk sopir-sopir yang budget-nya pas-pasan…

Yogyakarta, 3 Juni 2010
Yusuf Iskandar

Kolam Lele ‘Taman Sari’ Madurejo

24 Mei 2010

Kolam di belakang toko saya lama tak terurus. Kini sudah dirapikan. Kalau difoto keindahan lanskapnya mirip Taman Sari (padahal Taman Sari nggak mirip sama sekali dengan kolam ini… Maka sebaiknya lihat di fotonya saja).

Saya belikan 500 ekor bibit lele ukuran jari @Rp100,-/ekor, sekedar tanda bahwa kolam itu ada penghuninya. Enam minggu lagi siap untuk pesta pecel lele. Sak mblengere… (sampai kenyang). Silakan bawa bumbu sendiri dan nangkap lele sendiri…

(Tentu saja, kolam yang ada di belakang toko saya ini bukan ‘Taman Sari’ dalam arti sebenarnya, melainkan sekedar sebuah kolam ikan lele dimana saya sebagai pemiliknya bangga menyebutkannya bak sebuah Taman Sari… — Toko saya itu, “Madurejo Swalayan” berlokasi di Jl. Prambanan – Piyungan Km. 5, Sleman, Yogyakarta)

Madurejo – Sleman, 18 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Bertanam Buah

27 April 2010

Siang tadi ke Pakem Jogja, beli tanaman buah hasil stek, yang katanya cepat berbuah. Walau kehujanan dan telanjur basah, akhirnya dapat pohon rambutan, mangga, anggur dan kedondong. Mau ditanam di belakang toko, melengkapi sawo dan kelengkeng yang sudah ada.

Maka kalau Anda datang ke toko saya di Madurejo, Jogja, silakan bebas saja memetik buahnya…, kalau sudah berbuah. Kalau ternyata belum, ya belanja saja dulu, sambil nunggu berbuah….

(Seorang teman mengingatkan, rupanya secara kebetulan kesibukan bersih-bersih halaman belakang dan acara tanam-menanam ini bertepatan dengan Hari Bumi, 24 April 2010)

Yogyakarta, 25 April 2010
Yusuf Iskandar

Musim Membajak Tiba

7 April 2010

Musim panen telah usai, musim membajak tiba

Kemana kerbauku kini?

APAPON tidak boleh buang

(Mohon maaf bila foto kurang tajam, karena diambil menggunakan kamera Blackberry)

Madurejo – Sleman, 6 April 2010
Yusuf Iskandar

Bakso Pak Giman, Madurejo

28 Maret 2010

Lebih 20 tahun pak Giman (55 th) midar-mider mendorong gerobak baksonya. Bukan waktu yang pendek. Kini dia mulai kelelahan, nampak pada guratan wajah tuanya. Lalu mendirikan gubuk 4 x 4 m2 di atas tanah simboknya, berjualan bakso dan soto, sejak 10 hari yll.

Siang tadi kuajak putriku mampir ke kedai pak Giman, bukan karena baksonya (iya juga sih, tapi sedikit..), namun lebih untuk silaturrahim karena pak Giman adalah tetangga baru dekat tokoku…

(Baksonya pak Giman, biasa saja tapi banyak penggemarnya. Barangkali karena taste-nya pas dengan indra pencecap masyarakat seputar Madurejo)

Yogyakarta, 27 Maret 2010
Yusuf Iskandar

Musim Panen Di Madurejo

28 Maret 2010

Musim panen telah tiba. Hamparan sawah dengan padi menguning di kawasan Madurejo mulai dipanen, seolah berpacu dengan datangnya musim hujan. Tanaman padi dipotong di pangkalnya, kemudian dirontokkan bulir padinya dengan cara dipukul-pukulkan, lalu rontokan padinya dimasukkan karung, untuk kemudian diangkut ke penggilingan padi dijadikan beras.

Tiada lagi pemandangan petani yang menuai padi seperti nyanyian: “potong padi ramai-ramai, di sawah…”

Yogyakarta, 27 Maret 2010
Yusuf Iskandar

Sepatu Crocs

28 Maret 2010

Di Jakarta: Saya pernah mengantar teman beli sepatu karet merk Crocs, harganya Rp 699.000,- tapi sekarang sedang obral dan diperebutkan ribuan orang dalam sehari.

Di tokoku Madurejo, Sleman: Sepatu karet merk ‘seadanya’, harganya Rp 27.500,- tapi sepi pembeli hingga berminggu-minggu.

Keduanya saya test dengan cara saya tekan sekuat-kuatnya dengan kuku jempol, sama-sama tidak membekas. Bukan soal salah-benar atau baik-buruk, cuma ya huweran saja…

Yogyakarta, 16 Maret 2010
Yusuf Iskandar

(Note : Dikutip dari status saya di Facebook)