Archive for Mei, 2010

Kolam Lele ‘Taman Sari’ Madurejo

24 Mei 2010

Kolam di belakang toko saya lama tak terurus. Kini sudah dirapikan. Kalau difoto keindahan lanskapnya mirip Taman Sari (padahal Taman Sari nggak mirip sama sekali dengan kolam ini… Maka sebaiknya lihat di fotonya saja).

Saya belikan 500 ekor bibit lele ukuran jari @Rp100,-/ekor, sekedar tanda bahwa kolam itu ada penghuninya. Enam minggu lagi siap untuk pesta pecel lele. Sak mblengere… (sampai kenyang). Silakan bawa bumbu sendiri dan nangkap lele sendiri…

(Tentu saja, kolam yang ada di belakang toko saya ini bukan ‘Taman Sari’ dalam arti sebenarnya, melainkan sekedar sebuah kolam ikan lele dimana saya sebagai pemiliknya bangga menyebutkannya bak sebuah Taman Sari… — Toko saya itu, “Madurejo Swalayan” berlokasi di Jl. Prambanan – Piyungan Km. 5, Sleman, Yogyakarta)

Madurejo – Sleman, 18 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Tokoku Di-plekotho Orang

24 Mei 2010

Toko saya ‘Bintaran Mart’ di-plekotho (diperdaya) orang dengan cara yang sangat elegan. Rokok senilai lebih 1,5 juta diangkut orang, sementara kasir hanya terpesona dengan aksi sang bajingan. Saat ‘boss’ saya datang ke TKP sejam kemudian, barulah kasirku bisa cerita. Maka nasehat saya: “Ya sudah, ikhlaskan dan niatkan saja sebagai sedekah. Besok cari lagi. Kita doakan agar sang bajingan tidak moddarrr... karena sakit paru-paru akibat klepas-klepus ngudut rokok 1,5 juta…

Yogyakarta, 17 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Bisnis Menjaga Amanah

15 Mei 2010

Bisnis menjaga amanah ternyata memang tidak mudah. Minggu pagi ini guru mengaji, tetanggaku, mengingatkan bahwa di balik setiap amanah yang dibebankan kepada kita, selalu mengandung unsur peluang dan tantangan….. Tinggal kita mau “mendayagunakan” amanah itu menjadi seperti apa. Bisa positif dan negatif saling bertentangan, bisa juga mengarah menuju keduanya positif atau negatif.

Yogyakarta, 9 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Kedatangan Tamu Kyai

15 Mei 2010

Siang tadi kedatangan tamu seorang Kyai dari sebuah pondok pesantren (jelas bukan Gus Dur, tapi Gus yang lain), minta dicarikan investor untuk tambang batubara. Ketika akan pulang, beliau wanti-wanti bahwa bisnis yang sedang dijalankan ini landasannya adalah (saling menjaga) amanah.

Rada deg-degan aku…, sebab salah satu sifat wajib Nabi saw ini adalah justru sifat yang paling banyak diabaikan oleh para pelaku bisnis, sengaja atau tidak sengaja.

Yogyakarta, 8 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Penjual Nasi Keliling

7 Mei 2010

Sang istri, dari buruh nyuci banting setir jual nasi keliling. Sang suami, dari tukang becak dan tukang parkir banting setir membantu istrinya. Penghasilan meningkat, walau masih sedikit tapi lebih nikmat. Mereka paham, ada peluang untuk menghasilkan lebih banyak. Mereka sadar, jual aneka menu nasi keliling dengan gerobak adalah sebuah terobosan bisnis. Yang mereka belum paham adalah apakah selamanya akan begitu dan apa perlunya pindah kuadran dari S ke B…

(Istilah pindah kuadran merujuk pada rumusan Robert Kiyosaki, tentang kuadran S – Self-Employee dan B – Business Owner.

Suami-istri itu adalah tetanggaku di sekitar toko “Bintaran Mart”. Sang suami biasa disapa Mas Totok sedang sang istri biasa dipanggil Mbak Giek)

Yogyakarta, 6 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Kalkulator Perempuan

4 Mei 2010

Tiba-tiba ‘boss’ saya menyodorkan kalkulator kuno cap tidak terkenal dan selembar nota belanja, minta dihitungkan diskon-diskonannya yang membuat kepalanya mau pecah. Sialnya, kalkulator ndeso-nya saya pencet-pencet angkanya suka ngaco.

Melihat saya mulai pencet-pencet dengan rasa kesal, ‘boss’ saya berucap: “Tidak bisa dikasarin…!”.
Kujawab: “Wooo, kalkulator wedok, koyo sing duwe… (kalkulator perempuan, kayak yang punya…)”.

(Nota belanja dimaksud adalah nota belanja dari toko “Madurejo Swalayan”. Sekalian dalam rangka mengajari pegawai bagaimana cara mencari harga pokok pembelian setelah dikurangi diskon. Meski ini adalah hitung-hitungan sederhana, tapi tetap saja dirasa membingungkan bagi yang belum memahami “duduk persoalannya”…)

Yogyakarta, 2 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Semakin Panas Di Jogja

4 Mei 2010

Jogja panas sekali siang ini. Makin panas karena ditawari mengambil alih bisnis yang sedang berkembang yang harganya em-eman. Lebih panas lagi saat mengotak-atik bagaimana caranya agar bank mau meminjami uang dengan agunan bisnis itu sendiri, alias saya mau mengambil bisnisnya tapi sebagian besar resiko saya pindahkan ke bank…

Yang sudah-sudah kalau kepanasen begini obatnya ya ngopi, ngudut, njuk dipikir karo turu… (dipikir sambil tidur). Mayday! Mayday! Mayday..!

Yogyakarta, 1 Mei 2010
Yusuf Iskandar

Obsesi Timin

4 Mei 2010

Namanya Timin, 41 tahun, jual bakso keliling sejak umur 16 tahun. Sudah 25 tahun mendorong grobak yang sama, jual bakso yang sama, keliling kampung yang sama. Hanya pelanggannya silih-berganti.

Bosan? “Ya gimana lagi?”, katanya.
Capek? “Sebenarnya iya, kepingin bisa menetap”, angannya.
Tuntutan hidup bersama istri dan dua anaknya semakin berat. Impiannya sederhana: “Tolong pak, carikan saya tempat untuk jualan. Hasilnya terserah bagaimana bapak saja…”. Trenyuh hatiku.

Yogyakarta, 30 April 2010
Yusuf Iskandar