Posts Tagged ‘nostalgia’

Davos, Permen Kenangan

2 Juli 2010

img_0146_davos1Lama menghilang dari tokoku, kini muncul lagi, permen DAVOS… Aha! Ini permen nostalgia, jadul, pedas, ndeso, murah, yang sejak jaman kumpeni sampai sekarang bentuk, ukuran, warna dan rasanya, tetap saja begitu. Termasuk teknik promosinya, yaitu tidak pernah dipromosikan (bukankah “tidak pernah” itu juga sebuah teknik?). Harga Rp 900,- isi 10 biji, dijamin megap-megap kepedasan, bebas ngantuk, pengganti rokok (bagi yang memang tidak merokok tentu saja…)

Yogyakarta, 25 Juni 2010
Yusuf Iskandar

Note –  Silakan lihat file lama di :

Davos, Permen Jadul Yang Tetap Gaul
Penggalan Kenangan Tentang Permen Davos
Harganya Masih Murah Plus Bisa Kepedasan

Harganya (Masih) Murah Plus Bisa Kepedasan

6 Februari 2009

“Berapa sih harga permen Davos yang ndeso, jadoel, uenak, pedas, tapi semrawang bin semriwing ini…..?”

Di seputaran Jogja, permen Davos yang penuh rasa nostalgia (selain rasa pedas mint) dijual dengan harga berkisar Rp 1.000,- per bungkus isi sepuluh biji permen. Malah jika dirasa sebiji permen membuat khawatir terlalu pedas, kadangkala penggemar permen ini membagi sebiji menjadi dua bagian. Sewaktu saya kecil dulu suka melakukan hal itu.

Konon menurut cerita seorang teman, di sebuah resto di Jakarta menjual permen ini seharga Rp 10.000,- per bungkusnya. Nilai nostalgia permen inilah yang membuat harganya “pantas” menjadi mahal, selain karena prestise duduk di restonya.

Namun di di toko saya, “Madurejo Swalayan”, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, saya menjualnya dengan harga Rp 900,- (angka sembilan diikuti dua angka nol, saja). Sangat murah. Itu pun toko saya sudah mengambil untung Rp 200,- karena harga beli dari pemasok yang biasa kelilingan menawarkan permen Davos hanya Rp 700,- per bungkusnya. Kelihatannya margin keuntungan toko saya kecil saja, hanya dua keping uang logam cepekan. Tapi jangan lupa bahwa keuntungan Rp 200,- dari harga beli Rp 700,- berarti margin kentungan 28,6%. Cukup tinggi dibanding rata-rata margin toko yang berkisar 10%.

Jadi?
Kalau Anda atau ada orang yang kangen atau penasaran dengan permen jadoel ini silakan datang ke Jogja atau mencarinya di warung-warung kecil atau di pelosok pedesaan terutama di wilayah selatan Jateng – DIY, atau titip temannya yang kebetulan pulang kampung. Sebab kalau Anda pesan minta dikirim, maka ongkos kirimnya bisa lebih sepuluh kali lebih mahal dibanding harga sebungkus permennya. Kecuali kalau Anda membelinya sekarung sekalian….

Monggo…
Selamat bernostalgia mengenang masa kecil di kampung halaman sambil ngemut permen Davos yang harganya (masih) tetap murah plus bisa kepedasan, tapi uenak tenan ditambah sensasi semrawang-semriwing. Jangan lupa minum air putih dingin setelah itu (kalau jaman dulu minum air kendi)…..

Yogyakarta, 6 Pebruari 2009
Yusuf Iskandar